Tantri Kotak Arda Naff

Tantri Kotak tak bisa menahan air mata ketika membaca kisah perjuangan suaminya, Hatna Danarda, yang dikenal dengan nama panggilan Arda Naff, dalam mengejar cintanya yang diabadikan dalam sebuah buku berjudul “Pelayaran Terakhir”.

Arda menulis buku tersebut sebagai perayaan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-10. Dalam buku itu, Arda mengisahkan perjalanan cinta mereka dengan Tantri, hingga akhirnya mereka resmi perancatoto menjadi suami istri.

“Saat itu, saya sedang di pesawat setelah tampil di atas panggung. Saya langsung terharu karena saya tidak menyadari seberapa besar usaha yang telah dilakukan Arda untuk memperjuangkan cinta kita, yang menurut saya adalah perjuangan biasa-biasa saja seperti pasangan lainnya,” kata Tantri di Kawasan Tendean, Jakarta Selatan, pada Jumat (15/3/2024).

Baca Juga : Citra Kirana Menegaskan Tidak Sedang Hamil Anak Kedua, Jika Ada Kabar Baik, Pasti Saya Bagikan

“Saat membaca buku itu, saya baru menyadari seberapa besar usaha yang telah dilakukan untuk membuat saya merasa menjadi satu-satunya dalam hidupnya. Bagi saya secara pribadi sebagai seorang perempuan, itu sangat berharga untuk memiliki buku yang begitu jujur seperti ini,” tambah Tantri.

Menjadi Orang Pertama yang Membaca

Awalnya, Tantri mengetahui bahwa Arda akan membuat buku. Namun, ia tidak menyadari proses penulisan buku tersebut karena menganggapnya sangat pribadi untuk seorang lelaki.

“Terkadang dia menyebut bahwa dia akan menulis buku tentang perjalanan cinta kita. Tapi saya tidak mengetahui prosesnya bagaimana. Bagaimana seorang lelaki mencari pasangan hidup yang sejati. Jadi ketika pertama kali fisiknya sudah jadi, saya adalah orang pertama yang membuka dan membaca bukunya,” kata Tantri.

Momen Mengenai Ayah

Menurut Tantri, salah satu bagian dari buku yang membuatnya sangat tersentuh adalah ketika Arda menemui ayahnya yang sudah meninggal untuk meminangnya. Ia tidak menyangka seberapa besar perjuangan yang dilakukan oleh suaminya untuk menikahinya.

“Ada bagian yang menyentuh hati tentang ayah saya. Saya membacanya ketika ayah saya sudah tidak ada. Jadi saya bisa membayangkan betapa besar perjuangan yang telah dilakukan Arda. Jadi bagi saya, itu cukup menguras emosi,” ungkapnya.

Refleksi 10 Tahun

Arda melanjutkan, buku ini merupakan refleksi atas perjalanan mereka bersama Tantri. Tanpa disadari, sudah 10 tahun mereka bersama dan diberkati dengan dua orang anak.

“Dari awal perjalanan berdua hingga sekarang menjadi keluarga berempat. Perjuangan terasa, bukan hanya tentang pencapaian semata, tetapi juga tentang kelelahan dan ketahanan. Jadi sesekali kita perlu merefleksikan apa yang telah kita lakukan,” ucap Arda mengakhiri.

Sumber : Liputan6

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *